Sistem Syaraf
Syaraf merupakan suatu sel yang secara khusus berfungsi untuk
menerima, memroses, dan mengirimkan informasi ke sel-sel lainnya di dalam
tubuh. Gambar berikut ini menunjukkan gambar Syaraf.
Gambar 2. Struktur Syaraf
Gambar di atas menunjukkan bahwa Syaraf menerima informasi
melalui dendrit kemudian mengirimkannya lewat axon ke terminal buttons.
Pada umumnya, sistem Syaraf merupakan
komposisi ribuan urat Syaraf yang terhubung diantara otak
dan seluruh bagian tubuh. Sistem Syaraf terbagi dalam dua jenis
utama, yakni sistem Syaraf pusat dan sistem Syaraf periperal. Gambar berikut ini
menunjukkan pembagian sistem Syaraf pusat dan periperal.
Gambar 3. Pembagian Sistem Syaraf Pusat dan
Periperal
Sistem Syaraf
pusat terdiri dari semua urat Syaraf yang ada di otak yang
berfungsi untuk menyatukan dan mengoordinasikan semua fungsi tubuh, memproses
semua pesan yang dibawa urat syarat dan mengirimkan perintah ke seluruh
bagian-bagian tubuh tertentu.
Sistem Syaraf
periperal merupakan komposisi jaringan urat Syaraf yang menghubungan Syaraf
pusat ke seluruh tubuh. Syaraf periperal terbagi menjadi dua
jenis, yakni sistem Syaraf somatis dan sistem Syaraf otonomis. Syaraf
somatis berfungsi untuk mengatur gerakan tubuh, misalnya ketika kita sedang
mengetik sebuah surat. Gerakan jari kita diatur oleh Syaraf somatis yang
mendapat pesan dari otak untuk menekan tombol-tombol tertentu.
Sistem Syaraf
otonomis berfungsi untuk menopang basis proses kehidupan. Syaraf tersebut bekerja
24 jam sehari dan mengatur fungsi tubuh ketika seseorang dalam keadaan tidak
sadar seperti, pernafasan, pencernaan, dan pergerakan. Syaraf otonomis melakukan
fungsi yang berhubungan dengan dua jenis hal-hal untuk bertahan hidup, yakni
terlibat dalam melawan organisme dan perawatan tubuh. Dalam menjalankan
fungsinya, Syaraf ini terbagi dalam dua jenis yakni, bagian simpatetik (sympathetic
division) dan bagian parasimpatetik (parasympathetic division).
Bagian simpatetik
berfungsi untuk membangun respon terhadap situasi darurat. Syaraf ini dapat
dikatakan sebagai pemecah masalah, misalnya ketika seseorang dalam situasi yang
bahaya atau darurat, Syaraf ini mengirim pesan ke otak
untuk ”melawan” atau ”menghindar”. Pencernaan terhenti, darah menyebar
keseluruh tubuh melalui otot-otot, pengiriman oksigen meningkat, dan denyut
jantung pun meningkat. Setelah situasi bahaya atau darurat berlalu, bagian para
simpatetik mengambil peran dan seseorang tersebut mulai menjadi tenang.
Pencernaan kembali normal, detak jantung menjadi normal dan pernafasan menjadi
rileks.
Selanjutnya,
pembagian tugas sistem Syaraf bagian simpatik dan
parasimpatetik, diilustrasikan pada gambar berikut ini.
Gambar 5.
Sistem Syaraf Otonomis
0 comments:
Post a Comment