Sifat khas penderita asma, yaitu:
- Sangat peka terhadap berbagai rangsangan.
- Adanya rangsangan yang cukup kuat pada saluran napas yang sangat
peka tersebut. Rangsangan ini disebut faktor pencetus.
Faktor penyebab asma, yaitu:
- Alergen
- Infeksi Saluran Napas
- Perubahan Lingkungan atau Suhu
- Ketegangan Jiwa
Alergen
Alergen adalah zat yang menimbulkan reaksi alergi
yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, suntikkan dan hirupan.
Contoh alergen adalah debu rumah, tungau debu rumah dan spora jamur. Alergen
masuk terhisap, merangsang limfosit sel B menghasilkan zat anti yang
disebut imunoglobin F (Ig E). Ig E menempel pada mastosit (mastosit
berperanan penting dalam reaksi alergi terutama di saluran napas) Kemudian
mastosit yang berikatan dengan Ig E mengeluarkan zat kimia disebut
mediator. Mediator yang dilepas dirongga hidung meyebabkan penderita
bersin-bersin dan pilek. Sedangkan yang dilepaskan di saluran napas
menyebabkan otot saluran napas mengkerut, produksi lendir meningkat,
selaput lendir saluran napas membengkak. Sel peradangan berkumpul di
sekitar saluran napas. Akibatnya terjadi penyempitan saluran napas dan
susah bernapas.
Infeksi saluran Napas
Infeksi yang menyerang saluran napas biasanya
virus influenza. Jika infeksi cukup berat, maka kemungkinan mendapat
serangan asma makin besar. Respon tubuh terhadap segala jenis serangan dari
luar yaitu timbulnya radang. Salah satu akibat radang adalah timbulnya
pembengkakan, karena berkumpulnya cairan sehingga saluran pernapasan
terhambat karena semakin banyak lendir berkumpul di saluran pernapasan yang
sempit.
Perubahan lingkungan atau suhu.
Penderita asma sangat peka terhadap udara dingin.
Hal ini terjadi karena upaya untuk menyesuaikandiri dengan suhu lingkungan
yang lebih rendah, sehingga otot saluran napas kontraksi. Akibatnya terjadi
sesak napas.
Ketegangan Jiwa
Walaupun sulit dibuktikan, tetapi stres dan emosi
memegang peranan sebagai penyebab asma. Selain itu stres bisa juga
memperberat serangan asma yang sudah ada. Stres meningkatkan peran saraf
parasimpatik. Saraf parasimpatik mempengaruhi otot bronkus/bronkeolus
mengeluarkan asetilkolin --- mempersempit saluran napas. Jadi di samping
gejala asma yang timbul harus diobati, penderita asma yang mengalami
tekanan jiwa perlu mendapat nasehat agar meyelesaikan masalah pribadinya.
Pernapasan kita dikendalikan oleh sistem saraf otinom yaitu saraf simpatik
dan parasimpatik dari sistem saraf otonom. Tekanan jiwa diperkirakan
mengganggu fungsi saraf parasimpatik tersebut.
|
0 comments:
Post a Comment